Mendapat perlakuan seperti itu, Ai Ling yang benar-benar telah tak
berdaya, hanya bisa menggeliat-geliat dan mendesis lirih, "Aaaghh..,
sshh.., sshh.., mmhh..!".
Kemudian salah seorang dari mereka berkata kepada Sudin, "Din, kamu mulai duluan aja yah..!".
"OK.. " kata Sudin dengan cepat dan segera menghentikan kegiatannya untuk membuka baju sampai celana dalamnya.
Tampaklah
batang kemaluannya yang telah tegang, berwarna hitam pekat, besar
dengan bagian kepalanya yang bulat mengkilat dan bagian batangnya yang
dikelilingi oleh urat-urat menonjol, terlihat sangat mengerikan. Setelah
selesai melepaskan seluruh bajunya, dengan cepat Sudin kembali naik ke
tempat tidur dan merangkak di atas badan Ai Ling. Sudin berjongkok di
antara kedua paha Ai Ling, yang d
engan paksa dibuka melebar oleh teman
Sudin yang memegang kedua kaki Ai Ling. Mata Ai Ling terlihat terbelalak
melihat benda hitam besar di antara kedua paha Sudin itu. Badan Ai Ling
terlihat bergetar halus, rupanya belum-belum Ai Ling telah merasa ngilu
pada kemaluannya membayangkan benda hitam besar itu nantinya akan
mengaduk-aduk kemaluannya dengan ganas.
Dengan sebelah tangan
bertumpu pada ranjang di samping badan Ai Ling, tangan Sudin yang
satunya memegang batang penisnya dan dengan perlahan-lahan
digosok-gosokkannya pada bibir kemaluan Ai Ling. Begitu kepala penis
Sudin menyentuh klitoris Ai Ling, terlihat badan Ai Ling menjadi kejang
dan agak berkelejotan serta dari mulutnya yang sedang dilumat oleh teman
Sudin terdengar suara, "Eeehhmm.."
Sudin terus melakukan
kegiatannya menggesek-gesek kepala penis pada bibir kemaluan Ai Ling,
yang akhirnya menjadi licin dan basah oleh cairan yang keluar dari penis
Sudin dan juga dari dalam kemaluan Ai Ling sendiri.
Merasakan bibir kemaluan Ai Ling yang telah basah itu, Sudin berkata, "Oohh rupanya lo udah terangsang juga yaa..!"
Kemudian
dengan perlahan-lahan Sudin mulai menekan kepala penisnya membelah
bibir kemaluan Ai Ling. Mendapat tekanan dari kepala penis Sudin, bibir
kemaluan Ai Ling tertekan ke bawah dan mulai terbuka dan karena kemaluan
Ai Ling telah basah, akhirnya kepala penis Sudin mulai terbenam ke
dalam lubang kewanitaan Ai Ling dengan mudahnya.
Disebabkan penis
Sudin yang sangat besar, maka klitoris Ai Ling ikut tertarik masuk
kedalam lubang kemaluannya dan terjepit oleh batang penis Sudin yang
berurat menonjol itu. Hal ini menimbulkan perasaan geli dan sekaligus
nikmat yang amat sangat pada diri Ai Ling, sehingga disertai badannya
yang menggeliat-geliat, dengan tanpa sadar dari mulutnya terdengar
suara, "Ooohh..", yang panjang, mengikuti tekanan penis Sudin pada
kemaluannya.
Kedua pahanya terlihat mengejang dengan kuat.
Merasakan hal ini, tanpa menyia-nyiakan waktu Sudin langsung menekan
habis rudalnya ke dalam vagina Ai Ling dengan ganas.
"Aadduuhh.., sakiitt..!", terdengar Ai Ling menjerit saat rudal Sudin itu menerobos masuk ke dalam liang vagina Ai Ling.
Kemudian
Sudin segera mendorong dengan sekuat tenaga sehingga seluruh barang
miliknya amblas seluruhnya, sampai kedua pahanya yang hitam itu menekan
dengan ketat paha putih mulus Ai Ling yang terkangkang itu. Memang ini
bukan pertama kalinya Ai Ling disetubuhi orang, karena sebelum pacarnya
keluar negeri, mereka sudap pernah melakukannya sekali, akan tetapi
penis Sudin ini jauh lebih besar dan panjang daripada penis pacarnya,
sehingga ketika penis Sudin menerobos masuk, meski kemaluan Ai Ling
telah sangat basah, akan tetapi tetap saja Ai Ling merasa pedih. Tanpa
mengenal belas kasihan, Sudin mulai memaju-mundurkan pantatnya, sehingga
penisnya yang besar itu, keluar masuk berulang-ulang kedalam kemaluan
Ai Ling.
Sambil melakukan itu ia berkata, "Waahh, eenaak niih masih seret..!"
Sementara
kedua temannya tetap sibuk mengelus-elus dan meremas-remas payudara
serta membelai-belai seluruh badan Ai Ling, sambil tertawa-tawa
mendengar perkataan Sudin. Sementara itu terlihat vagina Ai Ling memerah
menerima tekanan dan gesekan-gesekan dari penis Sudin yang besar itu.
"Waah.., gila sempit benar niihh, mimpi apa aku semalam", kata Sudin.
Sambil
terus menyetubuhi Ai Ling dengan ganas, Sudin berkata lagi, "Hey non..,
enak sekali lhhoo, benar-benar puas aku atas servismu ini.., ha..,
ha.., ha..!"
Sambil tertawa-tawa dia mengocok tubuh Ai Ling habis-habisan. Sementara Ai Ling hanya bisa merintih-rintih dan menjerit-jerit.
Suara
jeritannya makin lama makin lemah, diganti oleh suara mendengus-dengus,
"Oohh.., oohh.., aadduhh.., aadduuhh..!", dan badan Ai Ling tiba-tiba
mengejang dengan hebat sehingga bagian pinggangnya tertekuk ke atas,
rupanya tanpa dapat dicegahnya, Ai Ling mengalami orgasme dengan hebat,
ada beberapa detik lamanya badannya tersentak-sentak dan akhirnya Ai
Ling terkulai dengan lemas dengan kedua kakinya terkangkang lebar.
Benar-benar Ai Ling mengalami kenikmatan yang hebat yang tidak
terelakkan walaupun sebenarnya itu bertentangan dengan kemauannya,
membuat pikirannya serasa melayang-layang.
Sekarang Sudin
memegang kedua pinggul Ai Ling dan menariknya keatas, sehingga pantat Ai
Ling tidak terletak pada kasur lagi. Dengan posisi ini Sudin dengan
leluasa menancapkan penisnya dalam-dalam ke lubang kemaluan Ai Ling
dengan tanpa halangan. Sambil pantatnya dimajumundurkan, sekali-sekali
Sudin menekan pantat Ai Ling rapat-rapat ke tubuhnya dan memutar-mutar
pinggul Ai Ling, sehingga kemaluan Ai Ling mengocok-ngocok penis Sudin
yang terbenam habis di dalamnya. Terlihat bahwa tubuh Ai Ling
menggeliat-geliat dan bergerak-gerak mengikuti gerakan Sudin. Dan saking
kerasnya dorongan pantat Sudin menekan pinggul Ai Ling, kedua payudara
Ai Ling mengikuti goyangan tersebut dengan bergerak-gerak
berputar-putar. Sementara mulut Ai Ling mendesah setiap kali Sudin
menekan penisnya dalam-dalam ke lubang kemaluannya.
"He.., he..,
he.., akhirnya lo takluk juga yaa? Kalau nggak gini kan kamu nggak tahu
enaknya yang sebenarnya!" kata Sudin tanpa berusaha menghentikan
aktifitasnya.
Kedua teman Sudin menyaksikan hal tersebut sambil tertawa-tawa.
"Lihat
susunya berputar-putar", katanya. Kemudian akhirnya mereka semua
menanggalkan pakaiannya masing-masing sehingga akhirnya keempat orang di
ranjang tersebut semuanya telanjang bulat.
Tubuh Ai Ling yang
putih mulus tersebut tampak kontras dengan tubuh hitam ketiga lelaki
yang sedang menggumulinya. Sementara Sudin menikmati kemaluan Ai Ling
sambil meremas-remas kedua payudaranya, yang lainnya juga ikut
menggesek-gesekkan penisnya pada tubuh Ai Ling. Bahkan salah seorang di
antaranya memasukkan penisnya ke mulut Ai Ling, memaksa Ai Ling untuk
melakukan oral sex. Pada saat yang bersamaan, Sudin memerintahkan Ai
Ling untuk melakukan pijit ala Thai yaitu memijat dengan kedua
payudaranya. Ai Ling yang telah takluk dan pasrah itu, hanya bisa
menuruti kemauannya dengan menekan dan menggesek-gesek susunya ke
seluruh tubuh Sudin.
Sambil tertawa puas Sudin berkata, "Wah,
baru kali ini aku ngerasain dipijat sama susu amoy. Rasanya lebih enak
daripada di Kramat Tunggak".
Tak lama kemudian Sudin mengalami
ejakulasi dan menumpahkan seluruh spermanya ke dalam vagina Ai Ling.
Tampak ia terengah-engah. Setelah itu giliran rekan Sudin satunya, Jo
yang merasakan vagina Ai Ling. Mula-mula ia melakukannya dalam posisi Ai
Ling terduduk lalu dalam posisi doggy style. Sambil melakukannya ia
menepuk-nepuk payudara Ai Ling yang bergerak-gerak. Sementara ia
melakukan itu, teman satunya yang berambut Gondrong berada di depan Ai
Ling, memaksanya untuk memasukkan penisnya ke dalam mulut Ai Ling,
sehingga akhirnya Ai Ling terpaksa mengulum penisnya. Goyangan orang
yang di belakang menggerakkan seluruh tubuh Ai Ling sehingga si Gondrong
di depan jadi merem melek nikmat karena penisnya dikocok oleh mulut Ai
Ling.
Selang sesaat mereka berganti posisi, si Gondrong yang
mulanya dikulum sekarang berganti menikmati vagina Ai Ling sementara Jo
dikulum penisnya. Setelah itu ia berdiri dan menyuruh Ai Ling untuk
berlutut di depannya dan memasukkan penisnya ke dalam mulut Ai Ling. Ai
Ling diperintahkan mengulum dan menjilati penisnya seolah-olah seperti
permen lolipop. Ketika Ai Ling melakukannya, ia berkacak pinggang dan
tertawa-tawa.
Sementara itu si Gondrong asyik meraba-raba dan
menggesek-gesek klitoris dan bibir vagina Ai Ling, sehingga hal ini
membuat badan Ai Ling menggelinjang-gelinjang dan dari mulutnya yang
tersumbat penis Jo, terdengar erangan tertahan, "Eehhmm.., eehhmm.. ",
setelah itu kedua tangan Jo yang semula berkacak pinggang, mulai
meremas-remas buah dada Ai Ling yang tergantung bebas itu. Setelah puas
dengan permainan itu, kemudian mereka menelentangkan Ai Ling di atas
ranjang dan lelaki yang Gondrong menggesek-gesekkan penisnya ke buah
dada Ai Ling dan kemudian dia menduduki dada Ai Ling dan menjepitkan
penisnya diantara kedua gundukan daging kenyal tersebut, sambil
mendorong pantatnya maju mundur, sehingga penisnya menggesek-gesek di
antara kedua gundukan buah dada Ai Ling tersebut.
Kemudian mereka
berganti posisi lagi. Kali ini giliran si Gondrong yang memasukkan
penisnya ke dalam vagina Ai Ling. Ia melakukannya pada Ai Ling yang
dalam posisi tidur miring. Sementara itu Jo bersimpuh di depan wajah Ai
Ling dan lagi-lagi memasukkan penisnya ke dalam mulut Ai Ling. Kemudian
ganti Jo yang memasukkan barangnya ke dalam kemaluan Ai Ling. Pada saat
akan ejakulasi, ia mengeluarkan penisnya dan memuncratkan air maninya di
payudara Ai Ling.
Si Gondrong berkata, "Eh, sialan lu padahal gua mau ngemut susunya. Eh lu semprot dengan peju lu".
Mendengar
itu, mereka semua pada tertawa. Setelah itu Jo 'meratakan' spermanya ke
seluruh bagian dada Ai Ling, sehingga tubuh Ai Ling menjadi basah
mengkilap oleh spemanya. Akhirnya kembali si Gondrong yang menikmati Ai
Ling. Ia melakukannya dalam posisi duduk sementara Ai Ling telentang di
depannya. Ia merentangkan kedua paha Ai Ling lebar-lebar dan memegangi
pinggulnya sementara ia memasukkan penisnya ke dalam kemaluan Ai Ling.
Setelah itu ia memasukkan penisnya ke mulut Ai Ling yang duduk di
depannya. Pada saat akan ejakulasi, ia menyemprotkan air maninya ke muka
dan rambut Ai Ling dan melapnya ke seluruh bagian muka Ai Ling.
Kemudian ia menyuruh Ai Ling untuk menjilati sisa sperma di batang
penisnya sampai bersih.
Setelah itu kembali Sudin meminta Ai Ling
mengulum penisnya sampai ia mengalami ejakulasi kedua. Pada saat
ejakulasi, ia menumpahkan seluruh spermanya di dalam mulut Ai Ling,
sehingga Ai Ling terpaksa menelan seluruh sperma yang dikeluarkannya.
Setelah itu Sudin memerintahkan Ai Ling menjilati sisa sperma di
penisnya sampai licin mengkilat. Dengan demikian maka akhirnya puaslah
sudah ketiga laki-laki bejat tersebut menikmati tubuh mulus Ai Ling.
Sambil
tertawa-tawa si Gondrong berkata, "Kita puas deh hari ini. Kamu memang
dapat memuaskan laki-laki. Kami semua senang bisa menikmati kamu".
"Kamu
tentunya puas juga khan merasakan nikmatnya kontol-kontol kami. Gimana
rasanya, enak khan dinikmati oleh supir dan tukang ojek..!", kata Sudin.
"Gila nih cewek. Cakep-cakep gini ternyata suka nenggak peju", timpal Jo. Mereka semua tertawa mendengar perkataan Jo.
"Ayo ah kita cabut. Kita udah puas nih. Terima kasih ya atas barang-barangnya serta 'bonus istimewanya'", kata Sudin.
Setelah
puas akhirnya mereka membawa barang-barang jarahannya dan meninggalkan
Ai Ling dalam keadaan lemas dan telanjang bulat serta menangis
terisak-isak. Masih terlihat bekas cairan air mani belepotan di seprei.
Sejak saat itu Sudin dan kawan-kawannya menghilang dari daerah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar